Kinerja Bank
  • Home
  • About
  • Analisa Keuangan
  • Peringkat
    • Bank
    • BPR
  • Sign InSign Up

Analisa Kinerja Keuangan Bank BNI Q4 2020

Analisa dinilai berdasarkan data bank (bank only) dari laporan keuangan publikasi triwulanan per 31 Desember 2020 yang menunjukkan kondisi keuangan sebagai berikut:

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Capital (Rp. Juta)103,145,466118,095,752-12.66 %0
ATMR Resiko Kredit, Operasional dan Pasar614,633,183598,483,8592.7 %
CAR16.78 %19.73 %-14.95 %10
Tier 1 Capital to Total Capital93.54 %94.56 %-1.08 %10
Capital to Total Assets12.61 %15.14 %-16.71 %8
Pada kwartal 4 2020, capital BANK BNI turun (12,66%) dari Rp. 118 trilyun menjadi  Rp. 103 triliun. Penurunan modal ini  antara lain karena mengecilnya cadangan tambahan modal lainnya dari Laba tahun-tahun lalu dan Laba tahun berjalan serta adanya penambahan pada Pajak tangguhan (lihat Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).  Rasio CAR tahun 2020 naik  menjadi 16,78%, dan angka ini berada diatas ketentuan CAR minimum  sebesar 8% sampai dengan 14% sesuai dengan peringkat kesehatan dan profil risiko yang ditetapkan OJK.
 
Asset

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Assets (Rp. Juta)818,227,668780,237,3874.87 %
Gross Loan (Rp. Juta)551,786,774522,750,0995.55 %
NPL to Gross Loan4.25 %2.27 %87.22 %8
NPL Net0.95 %1.25 %-24.0 %8
CKPN to Aset Produktif6.22 %2.18 %185.32 %6
Impairment for Financial Assets2.69 %0.98 %174.33 %8
CKPN45,770,59817,416,637162.8 %
PPA Wajib dihitung24,148,44715,847,32552.38 %
Pemenuhan PPAP189.54 %109.9 %72.46 %10

Total asset BANK BNI per 31 Desember 2020 naik sebesar  4,87% menjadi Rp. 818  triliun dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini antara lain karena adanya  peningkatan yang cukup signifikan pada  Penempatan pada Bank Indonesia dan Kredit (lihat neraca).
 
 Walaupun kondisi perekonomian yang terus menurun karena dampak pandemi Covid-19  pemberian kredit tahun 2020 masih bisa naik  sebesar 5,55%.  Dilihat dari rasio NPL to Gross Loan, kredit bermasalah meningkat cukup signifikan (87,22%) menjadi 4,25% dari sebelumnya 2,27%. Namun rasio  NPL net tetap dijaga sebesar 0,95%, jauh berada di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang  maksimal 5%. Kredit yang di restrukturisasi juga meningkat 295% dari Rp. 35 triliun menjadi Rp. 139 triliun (lihat Kualitas Aktiva Produktif). 
 
Rasio CKPN terhadap aset produktif meningkat dari 2,18% menjadi 6,22%. Peningkatan ini karena adanya cadangan yang disiapkan untuk aset produktif yang bermasalah.  Terlihat dari pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP) yang sebesar  189,54%. Hal ini berarti, manajemen BANK BNI menyiapkan pencadangan yang kuat  dengan tujuan untuk mengantisipasi potensi kerugian apabila aset produktif macet.
 
 Secara umum, kualitas asset BANK BNI tergolong baik. Walaupun NPL Gross Loan meningkat cukup besar, namun NPL net  berada di bawah ketentuan OJK dan coverage ratio atas aset bermasalah berada jauh diatas 100%.


Earning & Efficiency

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Profit (Rp. Juta)2,755,19514,612,864-81.15 %0
ROE2.86 %14.0 %-79.57 %2
ROA0.54 %2.42 %-77.69 %0
BOPO93.31 %73.16 %27.54 %0
Biaya Operasional Non-Bunga to Total Aset5.24 %3.74 %40.1 %6
Biaya Operasional Non-Bunga to Pendapatan Bunga82.68 %53.89 %53.43 %2
NIM4.5 %4.92 %-8.54 %8
Funding Cost2.62 %3.25 %-19.46 %10
Fee Based Income to Total Income13.45 %13.66 %-1.49 %8
Pembayaran Deviden0.0 %0.0 %0 %0

Total profit  31 Desember 2020 turun cukup signifikan (- 81,15%) dari Rp. 14,6 trilyun menjadi sebesar Rp. 2,7 trilyun. Penurunan ini karena adanya peningkatan beban biaya  pada Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)  dari Rp. 8,2 triliun menjadi Rp. 22,0 triliun (lihat Laporan Laba Rugi), dan tercermin pada ROE yang menurun dari 14,0% menjadi 2,86%.

ROE kwartal IV tahun 2020 ini kurang bagus karena  berada  di bawah  quality level 5% (rata-rata suku bunga deposito tahun 2020). Ini mencerminkan efektifitas permodalan BANK BNI dalam menciptakan laba masih belum optimal.​ Rasio ROA BANK BNI tahun 2020 juga menurun dari 2,42%  menjadi 0,54% dan berada pada angka yang dinilai kurang  baik karena  di bawah  quality level  1%.

Dibandingkan dengan peer bank (BRI, BCA dan Mandiri), profit atau laba bersih BANK BNI tahun 2020 sebesar Rp. 2,7 triliun, ROE sebesar 2,86% dan ROA sebesar 0,54% merupakan terendah diantara peer bank (lihat  perbandingan peer bank).
 
Rasio BOPO per 31 Desember 2020 naik dari  73,16% menjadi 93,31%. Angka ini dinilai kurang  bagus karena berada diatas batas normal 70%.  Perlu menjadi perhatian Manajemen BANK BNI untuk menjaga biaya operasional ini sampai batas normal, agar dapat mempertahankan efisiensi perseroan.
 
NIM BANK BNI tahun 2020 turun (-8,54%) dari 4,92% menjadi 4,5%. Hal ini dinilai masih sangat baik karena berada di atas quality level, yaitu lebih besar dari 3%. Sementara, rasio funding cost tahun 2020 juga masih sangat bagus, dengan trend menurun dari 3,25% menjadi 2,62%, seiring dengan penurunan BI 7-Day Reverse Repo rate menjadi 4,00% pada 15 Juli 2020.   

Pendapatan fee based income tahun 2020 dari provisi komisi turun tipis  dari 13,66% menjadi 13,45%. Angka rasio ini cukup baik karena diatas 10%, yang berarti pendapatan operasional dari Komisi/provisi/fee dan Administrasi  berkontribusi pada laba perseroan.

Secara umum kondisi profitabilitas  BANK BNI tergolong cukup baik,  karena efektifitas permodalan dalam menciptakan laba masih belum optimal dan efisiensi operasional perlu lebih ditingkatkan.

Liquidity

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Customer Deposit (Rp. Juta)632,212,284571,075,69710.71 %10
Low Cost Deposit68.45 %66.84 %2.4 %8
Loan to Deposit Ratio87.28 %91.54 %-4.65 %8
Liquid Asset to Total Asset14.8 %13.5 %9.61 %10
Liquid Asset to Customer Deposit19.15 %18.45 %3.83 %10
Interbank Ratio206.05 %188.65 %9.22 %10
Loan to Funding Ratio86.85 %91.04 %-4.6 %10

Customer deposit pada kwartal IV 2020 naik (10,71%) dari Rp. 571 triliun menjadi Rp. 632 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya Giro (11%), Tabungan (16%) dan Deposito (5%), (lihat Neraca) . Meningkatnya dana masyarakat ini  menunjukkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap BANK BNI. Dan low cost deposit  berupa Giro dan Tabungan masih  mendominasi dana pihak ketiga sebesar 68,45%, dengan trend meningkat.

Rasio LDR pada tahun 2020 menurun  dibanding tahun 2019 menjadi sebesar 87,28%. Penurunan ini karena adanya kenaikan DPK yang lebih besar (10,71%)  daripada kenaikan Kredit (5,55%) (lihat neraca). LDR BANK BNI tahun 2020 berada di bawah ambang batas maksimal 92%, sehingga masih dapat  melakukan peningkatan ekspansi kredit .

Rasio liquid asset terhadap total asset selama tahun 2020 meningkat dari 13,5% menjadi 14,8%. Angka rasio ini sangat  memadai  sebagai reserve untuk mendukung likuiditas, karena berada di atas angka 12%. Demikian juga rasio likuid aset terhadap customer deposit  tahun 2020 yang sebesar 19,15% sangat memadai untuk ketersediaan likuiditas karena berada diatas batas standar 15%.

Secara umum likuiditas BANK BNI sangat memadai dilihat dari level of liquid asset yang cukup.

Kesimpulan

Kondisi keuangan BANK BNI tahun 2020 dinilai kuat tercermin dari permodalan dengan CAR yang berada diatas ketentuan minimum OJK. Ada penurunan kualitas  asset,  yang dilihat dari NPL to gross loan yang meningkat, namun NPL net tetap dijaga dan tidak melampaui batas maksimal. Sementara  aspek  profitabilitas dan ROA, ROE belum cukup baik, karena berada di bawah  quality level. Demikian juga aspek efisiensi masih perlu ditingkatkan karena melampaui angka batas normal. Dalam hal pencadangan, BANK BNI dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena cadangan aset disiapkan mencapai 189%, dan kecukupan likuiditas sangat memadai karena rasio  liquid asset terhadap total asset berada diatas standar. 

Bagikan:
Company
HomeAbout UsDisclaimerKebijakan Privasi
Features
Sign InSign UpAnalisa BankPeringkat Bank

Kinerja Bank

Copyrights © 2023, kinerjabank.com
Dikembangkan di Bali, oleh Tim Kinerja Bank