Kinerja Bank
  • Home
  • About
  • Analisa Keuangan
  • Peringkat
    • Bank
    • BPR
  • Sign InSign Up

Analisa Kinerja Keuangan Bank BTN Q4 2020

Analisa dinilai berdasarkan data bank (bank only) dari laporan keuangan publikasi triwulanan per 31 Desember 2020 yang menunjukkan kondisi keuangan sebagai berikut:

Capital

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Capital (Rp. Juta)24,995,22623,350,6257.04 %4
ATMR Resiko Kredit, Operasional dan Pasar129,249,781134,844,273-4.15 %
CAR19.34 %17.32 %11.66 %10
Tier 1 Capital to Total Capital70.52 %90.09 %-21.73 %8
Capital to Total Assets6.92 %7.49 %-7.61 %4

Pada kwartal 4 2020, capital BANK BTN mencapai Rp. 24,9 triliun naik sebesar 7,04% dibandingkan tahun sebelumnya.  Kenaikan modal ini  antara lain karena bertambahnya Laba tahun berjalan dan adanya penambahan pada Modal pelengkap / Tier 2 (lihat Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum). Rasio CAR tahun 2020 naik  menjadi 19,34%, dan angka ini berada diatas ketentuan CAR minimum  sebesar 8% sampai dengan 14% sesuai dengan peringkat kesehatan dan profil risiko yang ditetapkan OJK.

Asset

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Assets (Rp. Juta)361,208,406311,776,82815.85 %
Gross Loan (Rp. Juta)235,052,116232,212,5391.22 %
NPL to Gross Loan4.37 %4.78 %-8.58 %8
NPL Net2.06 %2.96 %-30.41 %6
CKPN to Aset Produktif4.03 %2.21 %82.35 %8
Impairment for Financial Assets0.63 %1.12 %-44.0 %10
CKPN13,072,6336,145,446112.72 %
PPA Wajib dihitung8,899,3847,626,11116.7 %
Pemenuhan PPAP146.89 %80.58 %82.29 %10
Total asset BANK BTN per 31 Desember 2020 naik sebesar  15,85% menjadi Rp. 361 triliun dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini antara lain karena adanya  peningkatan yang cukup signifikan pada  Surat berharga yang dimiliki  sebesar Rp. 41,9 triliun (lihat neraca).

Walaupun kondisi perekonomian yang terus menurun karena dampak pandemi Covid-19, pemberian kredit tahun 2020 naik tipis  sebesar 1,22% menjadi Rp. 235 triliun. Dilihat dari rasio NPL to Gross Loan, kredit bermasalah turun menjadi 4,37% dari sebelumnya 4,78%. Sementara, rasio  NPL net sebesar 2,06%, masih berada di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu maksimal 5%.  Sementara kredit yang di restrukturisasi meningkat 170% dari Rp. 26 triliun menjadi Rp. 72 triliun (lihat Kualitas Aktiva Produktif).

Rasio CKPN terhadap aset produktif meningkat dari 2,21% menjadi 4,03%. Peningkatan ini karena adanya cadangan yang disiapkan untuk aset produktif yang bermasalah.  Terlihat dari pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP) yang sebesar  146,89%. Hal ini berarti, manajemen BANK BTN menyiapkan pencadangan yang kuat  dengan tujuan untuk mengantisipasi potensi kerugian apabila aset produktif macet.

Secara umum, kualitas asset BANK BTN tergolong baik karena rasio NPL di bawah ketentuan OJK dan coverage ratio atas aset bermasalah berada diatas 100%.


Earning & Efficiency

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Profit (Rp. Juta)1,602,358209,263665.71 %10
ROE10.02 %1.0 %902.0 %6
ROA0.69 %0.13 %430.77 %0
BOPO91.61 %98.12 %-6.63 %0
Biaya Operasional Non-Bunga to Total Aset2.58 %3.42 %-24.72 %10
Biaya Operasional Non-Bunga to Pendapatan Bunga36.98 %41.55 %-11.02 %10
NIM3.06 %3.32 %-7.83 %4
Funding Cost4.88 %5.97 %-18.27 %10
Fee Based Income to Total Income3.61 %3.99 %-9.58 %2
Pembayaran Deviden0.0 %0.0 %0 %0

Total profit  31 Desember 2020 meningkat cukup signifikan (665,71%) dari Rp. 209 miliar menjadi Rp. 1,6 triliun. Kenaikan ini antara lain, karena adanya peningkatan pada pos Pendapatan lainnya dan penurunan beban biaya  pada Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) (lihat Laporan Laba Rugi).  Kenaikan laba ini tercermin pada ROE yang meningkat dari 1,0% menjadi 10,02%.

ROE kwartal IV tahun 2020 ini sangat bagus karena  berada  di atas quality level 5% (rata-rata suku bunga deposito tahun 2020). Ini mencerminkan efektifitas permodalan BANK BTN dalam menciptakan laba masih sangat optimal.​ Namun rasio ROA tahun 2020 yang meningkat dari 0,13%  menjadi 0,69%,  berada pada angka yang dinilai kurang  baik karena  di bawah  quality level  1%.

Dibandingkan dengan peer bank (CIMB Niaga, Panin dan OCBC NISP), profit atau laba bersih BANK BTN tahun 2020 sebesar Rp. 1,6 triliun dan rasio ROA yang sebesar 0,69 adalah yang terkecil. Namun, rasio ROE sebesar 10,02% merupakan yang tertinggi diantara peer bank (lihat  perbandingan peer bank).

Rasio BOPO per 31 Desember 2020 turun dari  98,12% menjadi 91,61%. Angka ini dinilai kurang  bagus karena berada diatas batas normal 70%.  Perlu menjadi perhatian Manajemen BANK BTN untuk menjaga biaya operasional ini sampai batas normal, agar dapat mempertahankan efisiensi perseroan.

NIM BANK BTN tahun 2020 turun (-7,83%) dari 3,32% menjadi 3,06%. Hal ini dinilai masih bagus karena berada di atas quality level, yaitu lebih besar dari 3%. Sementara, rasio funding cost tahun 2020 juga membaik, dengan trend menurun dari 5,97% menjadi 4,88%, seiring dengan penurunan BI 7-Day Reverse Repo rate menjadi 4,00% pada 15 Juli 2020.   

Pendapatan fee based income tahun 2020 dari provisi komisi menurun dari 3,99% menjadi 3,61%. Angka rasio ini kurang bagus karena di bawah 10%, yang berarti pendapatan operasional dari Komisi/provisi/fee dan Administrasi,  belum cukup berkontribusi pada laba perseroan.

Secara umum kondisi profitabilitas  BANK BTN tergolong baik,  namun efisiensi operasional perlu lebih ditingkatkan.


Liquidity

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Customer Deposit (Rp. Juta)279,135,068225,400,51423.84 %10
Low Cost Deposit41.11 %41.25 %-0.33 %6
Loan to Deposit Ratio93.19 %113.5 %-17.89 %6
Liquid Asset to Total Asset9.85 %9.39 %4.95 %6
Liquid Asset to Customer Deposit12.75 %12.98 %-1.82 %6
Interbank Ratio9169.44 %30.71 %29758.91 %10
Loan to Funding Ratio79.69 %94.71 %-15.85 %10
Customer deposit pada kwartal IV 2020 naik cukup signifikan (23,84%) dari Rp. 225 triliun menjadi Rp. 279 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya Giro (38%), Tabungan (-6%) dan Deposito (29%), (lihat Neraca) . Meningkatnya dana masyarakat ini  menunjukkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap BANK BTN. Dan low cost deposit  berupa Giro dan Tabungan berada pada angka 41,11%, dengan trend menurun.

Rasio LDR pada tahun 2020 membaik menjadi sebesar 93,19% dari sebelumnya 13,5%. Penurunan ini karena adanya kenaikan DPK yang lebih besar (23%)  daripada kenaikan Kredit (1,22). LDR BANK BTN tahun 2020 berada sedikit diatas ambang batas maksimal 92%, sehingga masih perlu meningkatkan DPK agar tetap dapat melakukan ekspansi kredit .

Rasio liquid asset terhadap total asset tahun 2020 naik menjadi 9,85%. Angka rasio ini belum cukup memadai  sebagai reserve untuk mendukung likuiditas, karena berada di bawah angka 12%. Demikian juga rasio likuid aset terhadap customer deposit tahun 2020 yang sebesar 12,75% masih kurang memadai untuk ketersediaan likuiditas,  karena masih di bawah standar 15%.

Secara umum likuiditas BANK BTN perlu ditingkatkan karena  tergolong belum memadai dilihat dari level of liquid asset yang cukup.

Kesimpulan

Kondisi keuangan BANK BTN tahun 2020 dinilai kuat tercermin dari permodalan dengan CAR yang berada diatas ketentuan minimum OJK, dan  kualitas asset yang baik dengan NPL yang masih berada dibawah batas minimal. Dari aspek  profitabilitas dan  ROE,  masih optimal dalam menghasilkan income . Namun  rasio BOPO perlu diturunkan agar dapat menjaga efisiensi operasional.  Sementara aspek likuiditas, rasio  liquid asset terhadap total asset dan customer deposit masih belum memadai dan perlu ditingkatkan sampai diatas batas minimal. BANK BTN dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena pencadangan aset mencapai 146,89%.
Bagikan:
Company
HomeAbout UsDisclaimerKebijakan Privasi
Features
Sign InSign UpAnalisa BankPeringkat Bank

Kinerja Bank

Copyrights © 2023, kinerjabank.com
Dikembangkan di Bali, oleh Tim Kinerja Bank