Kinerja Bank
  • Home
  • About
  • Analisa Keuangan
  • Peringkat
    • Bank
    • BPR
  • Sign InSign Up

Analisa Kinerja Keuangan Bank BCA Q4 2020

Analisa keuangan BANK BCA dinilai berdasarkan data bank  (bank only) dari laporan keuangan publikasi triwulanan per 31 Desember 2020, yang menunjukkan kondisi sebagai berikut:

Capital

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Capital (Rp. Juta)174,351,119167,281,5904.23 %4
ATMR Resiko Kredit, Operasional dan Pasar674,968,017702,925,299-3.98 %
CAR25.83 %23.8 %8.53 %10
Tier 1 Capital to Total Capital96.07 %95.84 %0.24 %10
Capital to Total Assets16.5 %18.61 %-11.3 %10
Pada kwartal 4 2020, capital BANK BCA mencapai Rp. 174,35 triliun meningkat sebesar 4.23% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan modal pada tahun 2020  antara lain karena adanya penambahan pada Pendapatan komprehensif lainnya dan Cadangan tambahan modal lainnya pada Laba tahun-tahun lalu (lihat Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum).  Rasio CAR tahun 2020 naik  menjadi 25,83%, dan angka ini berada diatas ketentuan CAR minimum  sebesar 8% sampai dengan 14% sesuai dengan peringkat kesehatan dan profil risiko yang ditetapkan OJK.

Asset

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Assets (Rp. Juta)1,056,362,108899,035,96217.5 %
Gross Loan (Rp. Juta)575,648,735588,250,950-2.14 %
NPL to Gross Loan1.79 %1.34 %33.58 %10
NPL Net0.74 %0.47 %57.45 %8
CKPN to Aset Produktif2.78 %1.89 %47.09 %10
Impairment for Financial Assets1.04 %0.76 %36.07 %10
CKPN31,113,91815,143,940105.45 %
PPA Wajib dihitung12,226,1188,963,24636.4 %
Pemenuhan PPAP254.49 %168.96 %50.62 %10
Total asset BANK BCA per 31 Desember 2020 naik sebesar  17,50% menjadi Rp. 1.056 triliun dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini antara lain karena adanya  peningkatan yang cukup signifikan pada Surat berharga yang dimiliki  sebesar 31% dan Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) sebesar 1481% (lihat neraca).

Pemberian kredit tahun 2020 turun sebesar minus 2,14% menjadi Rp. 575 trilyun, sehubungan dengan kondisi perekonomian yang terus menurun karena dampak pandemi Covid-19 yang sudah berjalan selama 1 tahun. Dilihat dari rasio NPL to Gross Loan, kredit bermasalah meningkat cukup signifikan (33,58%) menjadi 1,79% dari sebelumnya 1,34%. Namun, rasio  NPL net sebesar 0,74%, masih jauh berada di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu maksimal 5%. Kredit yang di restrukturisasi juga meningkat 966% dari Rp. 9 trilyun menjadi Rp. 97 trilyun (lihat Kualitas Aktiva Produktif).

Rasio CKPN terhadap aset produktif meningkat dari 1,89% menjadi 2,78%. Peningkatan ini karena adanya cadangan yang disiapkan untuk aset produktif yang bermasalah.  Terlihat dari pembentukan penyisihan penghapusan aset produktif (PPAP) yang sebesar  254,49%. Hal ini berarti, manajemen BANK BCA menyiapkan pencadangan yang kuat  dengan tujuan untuk mengantisipasi potensi kerugian apabila aset produktif macet.

Secara umum, kualitas asset BANK BCA tergolong sangat baik karena rasio NPL di bawah ketentuan OJK dan coverage ratio atas aset bermasalah berada jauh diatas 100%.


Earning & Efficiency

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Total Profit (Rp. Juta)26,279,15127,263,912-3.61 %0
ROE16.54 %17.97 %-7.96 %8
ROA3.32 %4.02 %-17.41 %8
BOPO63.45 %59.09 %7.38 %10
Biaya Operasional Non-Bunga to Total Aset3.51 %4.06 %-13.59 %8
Biaya Operasional Non-Bunga to Pendapatan Bunga59.81 %60.38 %-0.95 %8
NIM5.7 %6.24 %-8.65 %10
Funding Cost1.29 %1.85 %-30.35 %10
Fee Based Income to Total Income16.29 %16.12 %1.02 %10
Pembayaran Deviden51.88 %32.1 %61.61 %4
Total profit  31 Desember 2020 turun tipis sebesar minus 3,61% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini karena adanya peningkatan beban biaya  pada Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar 167% menjadi Rp. 10,9 triliun (lihat Laporan Laba Rugi), dan tercermin pada ROE yang menurun dari 17,97% menjadi 16,57%.

Walaupun demikian ROE kwartal IV tahun 2020 ini masih berada jauh  diatas quality level 5% (rata-rata suku bunga deposito tahun 2020). Ini mencerminkan efektifitas permodalan BANK BCA dalam menciptakan laba masih sangat optimal.​ Rasio ROA BANK BCA tahun 2020 juga menurun dari 4,02%  menjadi 3,32% dan berada pada angka yang dinilai masih sangat baik karena jauh melampaui quality level diatas 1%.

Dibandingkan dengan peer bank (BRI, Bank Mandiri dan BNI), profit atau laba bersih BCA tahun 2020 sebesar Rp. 26,28 trilyun adalah yang terbesar. Demikian juga untuk ROE sebesar 16,54% dan ROA sebesar 3,32% merupakan tertinggi diantara peer bank (lihat  perbandingan peer bank).  

Rasio BOPO per 31 Desember 2020 naik dari  59,09% menjadi 63,45%. Namun angka ini dinilai masih bagus karena di bawah batas normal 70%. Rasio ini mencerminkan komitmen manajemen BANK BCA untuk tetap mempertahankan efisiensi di saat meningkatnya beban operasional karena naiknya biaya kerugian penurunan nilai aset keuangan.

NIM BANK BCA  tahun 2020 turun (- 8,65%) dari 6,24% menjadi 5,7%. Hal ini dinilai masih sangat baik karena berada di atas quality level, lebih besar dari 3%. Rasio funding cost tahun 2020 masih sangat bagus, dengan trend menurun dari 1,87% menjadi 1,29%, seiring dengan penurunan BI 7-Day Reverse Repo rate menjadi 4,00% pada 15 Juli 2020.   

Pendapatan fee based income tahun 2020 dari provisi komisi meningkat tipis  dari 16,12% menjadi 16,29%. Angka rasio ini cukup besar karena diatas 10%, dan mempunyai arti bahwa pendapatan operasional dari Komisi/provisi/fee dan Administrasi  cukup berkontribusi pada laba perseroan.

Secara umum kondisi profitabilitas dan efesiensi BANK BCA tergolong sangat baik.

Liquidity

RasioQ4 2020Q4 2019GrowthNilai
Customer Deposit (Rp. Juta)834,831,069699,304,58619.38 %10
Low Cost Deposit76.93 %75.87 %1.39 %10
Loan to Deposit Ratio65.77 %80.47 %-18.27 %10
Liquid Asset to Total Asset10.32 %12.61 %-18.21 %8
Liquid Asset to Customer Deposit13.05 %16.22 %-19.5 %8
Interbank Ratio193.29 %219.93 %-12.11 %10
Loan to Funding Ratio68.91 %84.06 %-18.02 %10
Customer deposit pada kwartal IV 2020 naik sebesar 19,38% dari Rp. 699 triliun menjadi Rp. 834 triliun. Kenaikan ini dipengaruhi oleh meningkatnya Giro (24%), Tabungan (20%) dan Deposito (14%), (lihat Neraca) . Meningkatnya dana masyarakat ini  menunjukkan semakin tingginya kepercayaan masyarakat terhadap BANK BCA. Dan low cost deposit  berupa Giro dan Tabungan masih  mendominasi dana pihak ketiga pada dua tahun terakhir  sekitar 75%, dengan trend meningkat.

Rasio LDR pada tahun 2020 menurun cukup signifikan  dibanding tahun 2019 menjadi sebesar 65,77%. Penurunan ini karena adanya kenaikan DPK yang lebih besar (19%)  daripada kenaikan Kredit (-2%) (lihat neraca). LDR BANK BCA tahun 2020 jauh di bawah ambang batas maksimal 92%, sehingga masih perlu melakukan peningkatan ekspansi kredit .

Rasio liquid asset terhadap total asset selama tahun 2020 menurun dari sebesar 12,61% menjadi 10,32%. Angka rasio ini cukup memadai  sebagai reserve untuk mendukung likuiditas, karena berada di bawah angka 12%. Demikian juga rasio likuid aset terhadap Dana Pihak Ketiga tahun 2020 yang sebesar 13,05% masih cukup memadai untuk ketersediaan likuiditas, namun perlu ditingkatkan karena masih di bawah standar 15%.

Secara umum likuiditas BANK BCA tergolong cukup memadai dilihat dari level of liquid asset yang cukup.

Kesimpulan

Kondisi keuangan BANK BCA  tahun 2020 dinilai sangat kuat tercermin dari permodalan dengan CAR yang berada diatas ketentuan minimum OJK, dan  kualitas asset yang baik dengan NPL yang masih berada dibawah batas minimal. Dari aspek  profitabilitas, efisiensi operasional dan ROA, ROE serta BOPO sangat memadai dan berada di atas quality level. BANK BCA dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena pencadangan aset mencapai 254%. Sementara aspek likuiditas, rasio  liquid asset terhadap total asset dan customer deposit masih cukup memadai, namun perlu ditingkatkan sampai diatas batas minimal 12% dan 15%.
Bagikan:
Company
HomeAbout UsDisclaimerKebijakan Privasi
Features
Sign InSign UpAnalisa BankPeringkat Bank

Kinerja Bank

Copyrights © 2023, kinerjabank.com
Dikembangkan di Bali, oleh Tim Kinerja Bank